#TUGAS4 TEORI ORGANISASI UMUM 1
Contoh Kasus & Ulasan Teori
1. Kerjakan kasus yang diberikan! (pilih salah
satu kasus)
Kasus 5 : “Kehilangan Kursi”
Sebuah organisasi manufacturing yang
mempunyai karyawan sekitar 270 orang mempekerjakan seorang manajer pabrik baru
dengan maksud untuk mengurangi biaya-biaya produksi, meningkatkan kualitas
produk, dan memperbaiki produktivitas karyawan. Pekerjaan adalah melelahkan dan
kondisi-kondisi pekerjaan sangat tidak menyenangkan. Ini terutama disebabkan
ole panas dan debu yang ditimbulkan oleh proses produksi. Hari kerja dibagi
menjadi 3 shift dimana lama waktu setiap shift adalah 8 jam, tanpa waktu makan
yang ditetapkan secara eksplisit. Para karyawan biasanya membeli minuman dan
makanan dari warung-warung di sekitar pabrik dan minum atau makan sambil
bekerja. Teknisi keamanan pabrik mengemukakan bahwa gang-gang yang digunakan
untuk lalu lintas truk-truk pengangkut barang sering terhambat atau terganggu
oleh lalu lalang para karyawan yang memerlukan dan membeli minuman dan makanan.
Manajer baru mengambil keputusan untuk membangun sebuah cafetaria untuk
mengurangi bahaya keamanan ini dan untuk memberikan kepada para karyawan suatu
tempat makan jauh dari proses produksi yang tidak menyenangkan.
Setelah bangunan diselesaikan, para
karyawan mulai makan di cafetaria seperti yang diharapkan. Bagaimanapun juga,
meninggalkan lokasi pekerjaan menunjukkan secara implisit adanya periode
istirahat untuk makan bagi para karyawan. Waktu yang dihabiskan para karyawan
untuk keperluan tersebut tentunya naik secara menyolok dan sebagai akibatnya
terjadi penurunan produktivitas . Manajer pabrik kemudian memutuskan bahwa
untuk menghindari para karyawan mondar-mandir ke cafeteria, dia akan
memindahkan kursi-kursi. Para karyawan marah karena “kenyamanan” yang selama
ini mereka rasakan telah diambil. Konsultan pengembangan organisasi
(organization development), setelah diperkenalkan, memperoleh informasi dari
serangkaian wawancara bahwa para karyawan tidak pernah menginginkan cafeteria.
Mereka sesungguhnya menginginkan lokasi yang lebih aman dari truk-truk
pengangkut barang.
Pertanyaan:
Apa kesalahan-kesalahan pokok yang dibuat
manajemen dalam proses perubahan tersebut? Jelaskan!
Jawaban:
Menurut saya kesalahan pokok yang dibuat
manajemen dalam proses perubahan contoh kasus diatas adalah manajer baru yang
kurang terjun ke dalam masalah yang dialami oleh karyawannya. Manajer tersebut
hanya melihat secara kasar suatu masalah tidak secara detail dan terperinci. Selain
itu suatu keputusan harus dirapatkan dan dikaji terlebih dahulu dengan staff
juga dengan karyawan, jika karyawan mengungkapkan masalah dan ketidaknyamanan
di tempat kerja dengan musyawarah bersama manajer pasti suatu keputusan yang
tepat akan tercapai.
Solusinya menurut saya, dengan membuat
waktu istirahat selama diluar 1 jam. Dengan begitu para karyawan dapat
memanfaatkan waktu tersebut untuk beristirahat dan makan-minum, tentu kegiatan
tersebut dilakukan diluar ruangan kerja atau diluar kantor sehingga menghindari
makan dan bekerja bersamaan dan tidak mengganggu berkas dan peralatan yang
digunakan untuk bekerja. Cafetaria tetap dipertahankan dan membuat suatu area
untuk berjualan para pedagang kaki lima di lingkungan sekitar kantor agar para
karyawan tetap bisa makan dan minum serta para pedagang tidak kehilangan
pelanggan. Untuk jalan bagi truk barang harus diperbaiki dan dilebarkan minimal
2 truk bisa lewat dan jalannya juga harus bagus.
2. Berikan ulasan Teori
(komunikasi perubahan organisasi – kepemimpinan yang sesuai dengan kasus)
Faktor Intern ( Faktor Didalam Organisasi )
Faktor Intern adalah faktor yang terjadi di
dalam sebuah organisasi tersebut,contohnya itu seperti : faktor anggaran dalam
organisasi itu, jadi yang menyebabkan perubahan dalam organisasi tersebut
karena faktor anggaran adalah sistem atau kinerja dalam organisasi tersebut, misalnya
anggaran yang lama tidak memiliki suatu peningkatan atau hanya disitu – situ
saja, tetapi setelah adanya perubahan sistem anggaran yang baru dalam
organisasi tersebut, anggaran organisasi tersebut menjadi meningkat dan
manajemen keungannya juga bagus, itulah salah satu contoh perubahan intern
dalam organisasi.
Ada beberapa
langkah untuk memenuhi tujuan organisasi tersebut yaitu :
1. Mengadakan Pengkajian
Maksudnya adalah dalam organisasi tersebut
diadakan suatu pengkajian atau proses penindak lanjutan kegiatan – kegiatan
atau cara – cara apa saja dalam organisasi tersebut, misalnya diadakan
pengkajian setiap sebulan sekali dalam organisasi tersebut agar organisasi
tersebut itu update dengan info- info yang dapat menunjang kemajuan dan tujuan
dari organisasi tersebut.
2. Mengadakan Identifikasi
Maksudnya adalah melakukan penyelidikan
atau pemeriksaan secara detail tentang permasalahan – permasalahan apa saja
yang terjadi dalam organisasi tersebut, misalnya mengadakan identifikasi
masalah kasus yang sedang terjadi dalam organisasi tersebut setiap seminggu
sekali, langkah tersebut bertujuan agar dalam organisasi tersebut tahu
bagaimana menyelesaikan masalah apa saja yang terjadi dalam organisasi
tersebut.
3. Menetapkan Perubahan
Maksudnya adalah menetapkan suatu perubahan
yang baru atau bisa dikatakan sebuah sistem baru dalam organisasi
tersebut,misalkan terjadi suatu perubahan sistem dalam organisasi tersebut dari
sistem yang lama dengan sistem yang baru dan apabila dilihat dari kinerjanya
sistem baru tersebut memang bagus dan berkembang dari sistem yang lama, maka
perubahan sistem tersebut harus ditetapkan dan meninggalkan sistem yang lama.
4. Menentukan Strategi
Maksudnya adalah sebelum melangkah dan
memutuskan pilihan dalam suatu organisasi tersebut, harus ditentukan dulu
matang – matang atau difikirkan terlebih dahulu kira – kira strategi apa yang
dapat memajukan sebuah organisasi tersebut.
5. Melakukan Evaluasi
Maksudnya adalah melakukan suatu perubahan
– perubahan sikap dalam organisasi tersebut,misalnya kita cari dulu apa yang
salah dalam organisasi tersebut dan solusi apa yang dapat menyelesaikan masalah
tersebut lalu kita benarkan kesalahan – kesalahan tersebut dan tidak akan
mengulanginya lagi,itulah yang disebut mengevaluasi atau bisa dikatakan
melakukan sebuah perubahan atau perbaikan dalam organisasi tersebut,dengan
sering kita mengevaluasi dalam organisasi tersebut, maka organisasi tersebut
menjadi bersikap hati – hati dan teliti dalam setiap bertindak melakukan
sesuatu yang berdampak langsung dalam organisasi tersebut.
Proses
terjadinya suatu perubahan di dalam organisasi meliputi enam tahap, hal ini
diungkapkan oleh L.C. Megginson, Donald C.M. dan Paul H.P.,Jr. seperti dikutip
oleh T.Hani Handoko.
Adapun tahap-tahap
tersebuat adalah sebagai berikut:
1) Tekanan dan Desakan.
Pada tahap ini manajemen tingkat atas mulai
merasakan adanya masalah, tekanan, desakan dan kebutuhan akan suatu perubahan. Hal
ini ditandai dengan adanya penurunan produktivitas, volume penjualan dan laba,
perputaran tenaga kerja tinggi dan kalahnya persaingan produk dipasaran, dan
sebagainya.
2) Intervensi dan Reorientasi.
Setelah merasakan adanya tekanan dan
desakan, para manajer mulai mencoba berusaha menyelesaikannya dengan mencari
dan menentukan serta merumuskan permasalahan, untuk itu mereka biasanya menyewa
seseorang atau beberapa konsultan atau bisa juga pihak internal (karyawan
perusahaan) sebagai pengantar perubahan.
3) Diagnosa dan Pengenalan Masalah.
Pada tahap ini pengantar perubahan mulai
mengumpulkan berbagai informasi (data), kemudian menganalisanya. Masalah yang
paling penting dikenali dan diperhatikan untuk dipecahkan.
4) Penemuan dan Komitmen penyelesaian
Pada tahap ke empat ini, pengantar
perubahan dan merangsang pemikiran, kreAtivitas serta mulai meninggalkan
“metode-metode kerja lama”, menggantinya dengan mtode-metode baru yang lebih
afektif. Begitu juga untuk penyesuaian dibuatlah rencana program-program
latihan, keterampilan, peningkatan wawasan, dll.
5) Percobaan dan Pencarian Hasil.
Setelah alternatif terbaik untuk
penyelesaian ditemukan dan dikembangkan, selanjutnya diadakan percobaan
penerapannya untuk diketahui hasilnya.
6) Penguatan dan Penerimaan.
Pada tahap ini, setelah penerapan
program-program kegiatan dalam rangka penyesuaian dengan perubahan ataupun
pengembangannya telah berhasil dan sesuai dengan keinginan, maka kegiatan untuk
perubahan tersebut diusahakan harus diterima oleh para karyawan dan menjadi
penguat yang dapat mengikat semua karyawan pada perubahan.
Salah satu tipe kepemimpinan yang sesuai
dengan kasus
Tipe Paternalistis
·
Menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
·
Bersikap
terlalu melindungi
·
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
·
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya
·
Sering
bersikap maha tahu
Teori Kepemimpinan
Teori Perilaku
(Behavior Theory)
Teori perilaku disebut juga dengan teori
sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori genetis. Pemimpin itu harus
disiapkan, dididik dan dibentuk tidak dilahirkan begitu saja (leaders are made,
not born). Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan
pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak menekankan pada
sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin tetapi
memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam mempengaruhi
orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan masing-masing. Dasar
pemikiran pada teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Teori ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola
tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) soerang pemimpin. Alasannya
sifat seseorang relatif sukar untuk diidentifikasikan.
Beberapa pandangan para ahli, antara lain
James Owen (1973) berkeyakinan bahwa
perilaku dapat dipelajari. Hal ini berarti bahwa orang yang dilatih
dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara efektif.
Namun demikian hasil penelitian telah
membuktikan bahwa perilaku kepemimpinan yang cocok dalam satu situasi belum tentu sesuai dengan situasi yang lain.
Akan tetapi, perilaku kepemimpinan ini keefektifannya bergantung pada banyak
variabel. Robert F. Bales (Stoner, 1986) mengemukakan hasil pemelitian, bahwa
kebanyakan kelompok yang efektif mempunyai
bentuk kepemimpinan terbagi (shared leadership), seumpama satu oramg menjalankan
fungsi tugas dan anggota lainnya melaksanakan fungsi sosial. Pembagian fungsi
ini karena perhatian seseorang akan terfokus pada satu peran dan mengorbankan
peran lainnya. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku :
1.
Konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung
mementingkan bawahan memiliki ciri-ciri ramah tamah, mau berkonsultasi,
mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan
bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Disamping itu, terdapat
kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas orientasi.
2.
Berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi yang
berorientasi kepada bawahannya ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin
pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian,
kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang
berorientasi pada produksi memiliki
kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian
tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut
model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada
pemimpin dan bawahannya. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan,
perilaku setiap seorang pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya
terhadap hasil atau tugas dan terhadap bawahan atau hubungan kerja. JAF.Stoner mengungkapkan bahwa kecenderungan perilaku pemimpin pada
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.
Selain itu, pada teori ini seorang
pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin memiliki perhatian yang tinggi terhadap bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi juga.
Bagaimana seorang pemimpin berperilaku akan
dipengaruhi oleh latar belakang
pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman mereka (kekuatan pada diri
pemimpin). Sebagai contoh, pimpinan yang yakin bahwa kebutuhan perorangan harus
dinomorduakan daripada kebutuhan organisasi, mungkin akan mengambil peran yang
sangat direktif (peran perintah) dalam kegiatan para bawahannya.
Kekurangan
:
Teori
Kepemimpinan Perilaku belum dilengkapi deangan suatu faktor, yakni penyesuaian terhadap situasi dan kondisi.
Karena situasi dan kondisi tidak akan sama dan selalu ada cara kepemimpinan
yang berbeda untuk menangani situasi dan kondisi yang berbeda.
Kelebihan
:
Teori ini mampu mematahkan teori
sebelum-sebelumnya tentang bagaimana terbentuknya sebuah jiwa kepemimpin yang
berasal dari cara pembelajaran, observasi, dan pengalaman.
sumber:
https://www.google.com/
http://kanissaputri.blogspot.com/2013/11/faktok-faktor-perubahan-organisasi.html
http://biruteknologi.blogspot.com/2014/01/proses-perubahan-organisasi.html
http://www.cicikresticonsultant.com/tipe-kepemimpinan/
https://www.academia.edu/9445834/Teori_Kepemimpinan