Demas Briliantara / 12113157 / 1KA06 / Sistem Informasi
Mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar (ISD) merupakan mata kuliah yang menganalisa aneka fenomena sosial
masyarakat dengan segala dinamika dan implikasinya dari sudut pandang dasar
falsafah keilmuan. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak bisa memisahkan
hidupnya dengan manusia lain. Segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan
kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan bermacam-macam kepentingan antara
satu manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman prasejarah hingga sejarah,
manusia telah disibukkan dengan terciptanya berbagai aturan dan norma dalam
kehidupan berkelompok mereka. Dalam berbagai hal itulah ilmu pengetahuan
terbukti memainkan peranan signifikan.
Ilmu pengetahuan tidak hanya dapat
dipahami dalam arti sebuah hukum atau teori ilmiah sebagai hasil statis
kegiatan utamanya. Ilmu pengetahuan juga harus dipandang sebagai sebuah proses,
sebuah kegiatan, dan tentu saja sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh para
ilmuwan. Mahasiswa yang akan diorientasikan untuk menjadi sosok ilmuwan yang
peka atas permasalahan sosial kemasyarakatan diharapkan mampu larut dalam
proses keterciptaan ilmu pengetahuan tersebut. Kemampuan untuk larut tersebut
harus dimulai dengan mengetahui dan memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan
melalui kemampuan “membaca” berbagai hasil teori dan kajian ilmu sosial, untuk
kemudian mampu melihat relevansi dan aplikasinya dengan fenomena dan masalah sosial
kontemporer. Selanjutnya pemahaman itu akan menggerakkan kemampuan untuk
berproses dalam teciptanya ilmu pengetahuan.
Artinya, mahasiswa tidak
menerima begitu saja teori dan hukum ilmiah yang telah ada, melainkan mampu
melahirkan teori dan kajian-kajian atas fenomena sosial sebagai karya mereka.
Mata kuliah ISD menjadi mata kuliah pengantar demi tujuan tersebut.
Ilmu Sosial (sosial science) atau
Ilmu
Pengetahuan Sosial (sosial
studies) mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda
kuantitatif dan kualitatif.
Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang
luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa
kini dan masa lalu.
Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada
satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap
masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif,
inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang
ilmiah bila dibanding dengan imlu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial
telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan
interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku
manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat
banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu
sosial.
Karena sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama
(SMP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya, mulai dari sekolah menengah atas (SMA)
dan perguruan tinggi, ilmu sosial dipelajari
berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau fakultas
yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut.
· Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, khususnya antropologi budaya yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat
· Geografi, yang mempelajari lokasi
dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi
· Pendidikan, yang mempelajari masalah
yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan
moral
Tujuan Belajar Ilmu Sosial Dasar :
1. Mahasiswa memiliki kesiapan
untuk menekuni dunia keilmuan.
2. Mahasiswa bisa mengerti dan
memahami prinsip filsafat ilmu sebagai landasan mengerti dan memahami berbagai
fenomena sosial kontemporer
3. Mahasiswa mampu memahami
berbagai konsep ilmu sosial yang akan digunakan sebagai instrumen memetakan
segala masalah sosial kemasyarakatan.
Masalah sosial dan ilmu sosial dasar
Masalah yang dihadapi tidaklah sama, karena ada perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan keadaan lingkungan alam. Masalah tersebut dapat berupa sosial, politik, moral dll. Yang membedakan masalah ini ada hubungannya dengan nilai moral dan pranata sosial.
1. Menurut masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial.
2. Menurut para ahli, suatu
kondisi yang terwujud dalam masyarakat berdasarkan atas studi, mempunyai sifat
yang menimbulkan kekacauan.
Masalah sosial
muncul sejak peradaban manusia karena dianggap mengganggu kesejahteraan hidup.
Dan membuat masyarakat untuk mengedintifikasi, menganalisa cara untuk
mengatasinya,
ISD menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan.
ISD menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan.
Dengan
menggunakan kacamata obyektif berarti, konsep dan teori yang berhubungan dengan
hakikat manusia dan masalahnya telah dikembangkan dalam ilmu sosial dan
digunakan.
Sedangkan
menurut kacamata subyektif, masalah yang dibahas akan dikaji menurut perspektif
masyarakat yang bersangkutan.
A. PENGERTIAN
Untuk menjawab berbagai tantangan dan persoalan dalam kehidupan lahirlah
berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Berdasarkan sumber filsafat yang dianggap sebagai ibu dari ilmu pengetahuan, maka ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga :
Berdasarkan sumber filsafat yang dianggap sebagai ibu dari ilmu pengetahuan, maka ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga :
1. Natural sciences (ilmu-ilmu alamiah), meliputi: Fisika, Kimia, astronomi, biologi dll
2. Sosial sciences (ilmu-ilmu sosial) terdiri dari: Sosiologi, Ekonomi, Politik
antropologi, Sejarah, Psykologi, Geografi, dll
3. Humanities (ilmu-ilmu budaya) meliputi:
Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dll.
Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial
Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai
usaha pendidikan.
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah masalah sosial khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian (fakta, konsep teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, dan psikologi.
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah masalah sosial khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian (fakta, konsep teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, dan psikologi.
Ilmu sosial dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu sosial dasar yang
dipadukan, karena ilmu sosial dasar tidak memiliki objek dan metode ilmiah
tersendiri dan juga ia tidak mengembangkan suatu penilitian sebagaimana suatu
disiplin ilmu seperti ilmu-ilmu sosial diatas.
Ilmu sosial dasar merupakan suatu bahan studi atau program pekerjaan yang khusus
dirancang untuk kepentingan atau pengerjaan yang di Indonesia diberikan di
perguruan tinggi.
B. LATAR BELAKANG
Banyak kritik sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh para cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa sistem pendidikan yang berlangsung masih berbau kolonial dan merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda yaitu kelanjutan dari politik balas budi. Sistem pendidikan tersebut bertujuan menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi “tukang” yang mengisi birokrasi mereka dibidang administrasi, perdagangan, tehnik dan keahlian lain dalam tujuan eksploitasi kekayaan negara.
Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menjadi tukang saja tetapi diharapkan mempunyai tiga jenis kemampuan yaitu personal, akademis dan kemampuan profesional.
a. Kemampuan Personal (kemampuan kepribadian)
Dengan kemampuan ini tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, kenegaraan (pancasila) serta memiliki pandangan luas serta kepekaan terhadap berbagai masaah yang dihadapi masyarakat Indonesia.
b. Kemampuan Akademik
Adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis.
Adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis.
Memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu
menawarkan altematif pemecahannya.
c. Kemampuan Professional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
c. Kemampuan Professional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
C. RUANG LINGKUP
Bahan
pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :
1. Kenyataan-kenyataan sosial
yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial
tertentu.
2. Konsep-konsep sosial atau
pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep
dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Masalah-masalh
yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.
Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya:
1. Berbagai masalah kependudukan
2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat
3. Masalah sosialisasi pemuda
4. Masalah hubungan negara
dengan rakyat
5. Masalah kesenjangan sosial
6. Masalah masyarakat kota dan
desa
7. Masalah pertentangan sosial
dan integrasi
8. Pemanfaatan IPTEK untuk
masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar