Ujian
Nasional atau UN menjadi kontroversi yang hangat diperbincangkan terutama anak
SMA. Mulai dari soal – soal, kertas lembar jawaban,bocoran jawaban, hingga
kegiatan pelaksanaannya.
Beberapa
tahun lalu UN adalah satu – satunya jalur kelulusan seorang siswa yang sedang
bersekolah. Jika nilai UN dibawah nilai rata – rata yang ditentukan, maka siswa
dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang kembali di kelas 3. Belajar selama 3
tahun ditentukan hanya dalam 4 hari apakah adil? Tetapi masalah ini sudah
berhasil diselesaikan oleh pemerintah. Syarat lulus adalah 60% nilai UN
ditambah dengan 40% nilai dari sekolah. Jadi sekolah tetap turut serta dalam
kelulusan para siswanya.
Merujuk
pada pelaksanaan UN tahun 2013 lalu, saya sendiri yang mengalaminya. Angkatan
kami seolah – olah menjadi kelinci percobaan dengan sistem barcode dan 20 paket
dalam 1 ruangan. Hasilnya, banyak soal yang tidak tercetak dengan lengkap,
kualitas kertas lembar jawaban yang sangat buruk, pendistribusian soal yang
tidak tepat waktu, sampai soal tertukar antara mata pelajaran IPA dengan mata
pelajaran IPS. Sementara waktu yang diberikan hanya 2 jam untuk mengerjakan
soal. Peristiwa ini harusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah dalam
menyelenggarakan UN berikutnya. Kalau UN dihapus, tentu beban pelajar menjadi
lebih ringan karena hanya akan fokus kepada ujian sekolah dan ujian masuk universitas
ataupun jenjang selanjutnya.
sumber: images.google.com
sumber: images.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar